INFO PASANG IKLAN
Popular Posts
-
Hadisaputra, M.Si,dan Nurhikmawaty Hasbiah bersama Ketua PWM Sulsel, Dr Muh Alwi Uddin (foto:ist)
-
Opini Oleh : Nur Faizah Anshar Korupsi, sebuah kata yang tentu tak asing lagi bagi kita. Di semua pemberitaan baik media elektronik maup...
-
Aksi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Rabu, 20 Mei 2015(Foto:fb)
-
Syaharaddin Alrif, S. Sos (Foto : ist) Syaharuddin Alrif akhirnya ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend) Pimpinan Pusat...
-
Logo Musykom IMM FKIP Unismuh Makassar, Khittah - Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilm...
CB Magazine »
Khusus
»
Alhamdulillah Ada Muhammadiyah!
Alhamdulillah Ada Muhammadiyah!
Posted by CB Magazine on Kamis, 18 Desember 2014 |
Khusus
WAWANCARA KHUSUS
Dr.
dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD-KPTI, M.Kes., FINASIM.
Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU)
yang pada bulan kedua tahun 1923, mengalami kerugian besar akibat pembiayaan
obat-obatan bagi pasien miskin lebih besar dibanding sumbangan yang masuk merupakan
salah satu bukti nyata gerakan sosial keberpihakan Muhammadiyah kepada kaum
dhuafa. Untuk itu, sejak awal mendirikan klinik kesehatan ini, Muhammadiyah
telah membuka pintu kerja sama yang sebesar-besarnya bagi semua kalangan untuk
membantu pendanaan Muhammadiyah dalam mengelola klinik kesehatan ini. Hingga
kini, PKU masih eksis dengan perkembangan yang begitu pesat hampir di seluruh
pelosok nusantara. Keberadaan amal usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan ini pun
turut membantu salah satu tugas negera, yakni menjamin kesehatan rakyatnya.
Lantas,
bagaimana apresiasi atau tanggapan pemerintah atas gerakan sosial yang
dilakukan oleh Persayarikatan Muhammadiyah? Berikut ini wawancara khusus reporter
Majalah Khittah dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Bapak
Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD-KPTI, M.Kes., FINASIM.
Salah satu ranah
gerak Muhammadiyah dan ‘Aisiyah adalah bidang kesehatan. Bagaimana pendapat
Bapak tentang kiprah Muhammadiyah di bidang kesehatan selama ini?
Alhamdulilah ada
Muhammadiyah! Muhammadiyah sejak dulu telah memiliki perhatian, yang menurut
saya cukup bagus dan total terhadap masalah kesehatan. Ini terbukti dari
penyediaan sarana kesehatan oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah juga menaruh
perhatian yang tinggi di bidang pelayanan kesehatan. Ini terbukti dengan adanya
banyak rumah-rumah sakit bersalin, rumah sakit ibu dan anak yang juga didirikan
oleh Muhammadiyah.
Bagaimana dengan
amal usaha bidang kesehatan Muhammadiyah yang lain Pak, seperti Sekolah-sekolah
Kesehatan Muhammadiyah?
Di Sulawesi
Selatan ini bisa kita temukan cukup banyak sekolah-sekolah kesehatan Muhammadiyah.
Faktanya, Muhammadiyah juga memang
konsen di bidang pendidikan yang menciptakan tenaga-tenaga kesehatan. Nilai
plusnya, alumni sekolah-sekolah kesehatan Muhammadiyah juga sudah dikenal
sebagai tenaga-tenaga kesehatan yang handal. Kita ketahui, sekarang banyak
alaumni sekolah kesehatan Muhammadiyah yang berkiprah di berbagai tempat di
Indonesia.
Bagaimana pula
dengan peran Muhammadiyah dalam menyukseskan
program Jaminan Kesehatan Nasional yang digalakkan oleh Pemerintah untuk
menjamin pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, Pak?
Alhamdulillah,
sarana dan pelayanan kesehatan yang
didirikan oleh Muhammadiyah sangat membantu pemerintah selama ini. Saat ini, sarana-sarana kesehatan yang
disiapkan oleh Muhammadiyah itu akan menjadi sarana yang juga digunakan untuk
masyarakat umum dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Alhamdulillah,
beberapa rumah sakit Muhammadiyah telah dijadikan sebagai rumah sakit mitra
BPJS.
Selain itu,
apalagi kiprah Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang Bapak ketahui?
Organisasi
perempuan Muhammadiyah, yakni ‘Aisiyah itu mitra kerja kami dalam menggalakkan
Program TB Care. Aisiyah adalah
organisasi masyarakat yang bekerjasama dengan Global Fund untuk memasyarakatkan Program TB Care. Ide penanggulangan TB
memang tidak berasal dari ‘Aisiyah.
Tapi, ‘Aisiyahlah yang dipilih sebagai mitra kerja karena kita tahu organisasi
ini punya massa dan jaringan yang besar. Selama ini, kita lihatlah juga bagaimana
kiprahnya. Itulah sampai kami memilih Aisiyah untuk bermitra menyukseskan
Program TB Care. Semoga program ini
sukses!
Lantas, bagaimana
tanggapan Bapak dengan anggapan bahwa rumah sakit swasta mahal? Apakah memang
kesehatan dan rumah sakit itu memang harus mahal, Pak?
Tidak! Kesehatan
tidak selalu harus mahal. Saya tidak setuju dengan anggapan itu. Apalagi
pemerintah sudah membiayai dengan memberikan subsidi. Begitu pun dengan rumah
sakit, terkhusus rumah sakit swasta milik Muhammadiyah. Nanti, kalau sudah
bermitra dengan BPJS, rumah sakit Muhammadiyah kan juga sudah tidak boleh lagi
berkehendak atas biaya. Karena biaya telah diatur oleh BPJS. Tarif yang disebut
INA CGBs ini sudah resmi. Maka, Muhammadiyah tidak berlaku lagi tarifnya selama
ini. Lagipula, masalah mahalnya rumah sakit itu kan juga karena kelasnya yang
sesuai. Kalau kelas VIP yang dilihat lalu dibilang mahal, ya tentu mahal. Tapi
kan, ada kelas III-nya, kelas II-nya. Masyarakat yang menilai rumah sakit mahal
itu sering tidak mempertimbangkan betul unit
costnya. Kalau VIP yang dilihat ya tentu mahal. Saya pikir Muhammadiyah
tetap dengan prinsipnya yang berpihak pada orang miskin.(*)
Tidak ada komentar: