Surat Terbuka Menyambut Valentine untuk Generasi Muda


Oleh : Rahmawati Idrus
(Ketua Bidang Hikmah dan Advokasi PW IPM Sul - Sel)
 
Apa yang ada dikepalamu saat ini tentang valantine? Bunga mawar, coklat, parfume, baju couple, atau lokasi-lokasi romantis? Saudaraku bisakah kau katakan apa itu valentine, ada apa dengan valentine? Mengapa hari itu begitu diagung-agungkan? Bisakah kau meyakinkanku bahwa hari itu adalah hari baik. Hari yang patut untuk kita rayakan bersama.  Seperti  yang dilakukan oleh semua orang. Jelaskan kepadaku kebaikan dan kebenaran yang terkandung dibalik hari itu, agar aku bisa merayakannya, bersama engkau bersama semua orang yang dicinta. Sungguh aku tahu bahwa cinta memang amat membuthkan kasih sayang. Aku juga teramat tahu bahwa kebersamaan sangat diinginkan oleh setiap pasangan kekasih. Bahkan aku juga sangat paham bahwa setia pasangan sangat mendambakan hadiah  berkunjung ketempat-tempat yang indah bersama sang kekasih dan menghabiskan waktu dengannya. Yah… aku paham itu dan aku menegerti itu.
Namun, perlu kau tahu saudaraku, adikku, sahabatku bahwa ketika engakau tiada bisa menunjukkannya atas kebenaran yang terkandung di dalamnya, maka kuingin engkau memeluangkan waktumu sejenak untuk memabaca coretanku ini.  cinta tidak hanya butuh dengan hal seperti itu, tetapi komitmenlah untuk menghlalkan itu yang utama. Bukan hanya ketika hari jadian yang diperingati, hari ulang tahun, dan bukan ketika hari pink yang dianggap sakral oleh para psangan muda mudi. Sebuah hari yang identik dengan Pink, cokelat, bunga mawar, bahkan sebuah hadiah yang sangat mahal dan tak mampu untuk kubahasakan kepadamu. Sebuah mahkota yang takkan pernah terganti untuk selamanya harus raib satu malam hanya sebagai wujud kecintaanya terhadap sang kekasih.
Saudaraku, adikku, sahabatku. aku tak bermksud untuk mngguruimu atau melarangmu memberi hadiah antar sesame. Hanya saja pernakah engkau tahu bahwa bukan kebenaran yang terkandung pada hari itu, melainkan aib. Hari engkau sebut sebagai hari kasih dan sayang itu, bukanlah demikian adanya. Pada hari kelahiran itu,bukan kasih maupun sayang melainkan dua jabang bayi besar bernama syahwat dan nafsu. Dua jabang bayi itu terlahir setelah membantai dengan keji dua jabang bayi lainnya yaitu akal dan pikiran.
Tahukah engkau bahwa akibat kelahiran mereka, malam itu banyak sekali perzinahan dimana-mana. Tidak ada lagi pemuda dan pemudi. Yang ada hanya binatang-binatang yang kawin tanpa rasa malu. Dan semua itu diawali oleh sosok makhluk yang kini engkau sebut namanya setiap “Tanggal 14 Februari”.
Maka katakanlah kepadaku bahwa hari itu adalah hari baik. Hari bersejarah. Dan ajaklah aku merayakannya bersama engkau. Bersama semua orang. Sehingga bersama-sama , kelak kita akan meramaikan dengan apa yang kita kira itu cinta. Sehingga bersama-sama pula kita larut dan meneggelamkan diri di dalamnya, Di dalam NerakaNya.
Saudaraku, adikku, sahabatku aku tidak memintamu untuk menghentikan usahamu membangun silaturahim yang sudah engkau rencanakan. Saling member itu mulia, dan menjaga silaturahim itu syurga. Maka berikanlah cokelat-cokelat yang telah engkau siapkan atas nama rasa persaudraan sesama umat islam dan sesama umat manusia. Dan jauhkanlah niat-niatmu yang lain agar terlahir kembali dua jabang bayi yang telah mati, akal dan pikiran.
Sungguh aku menulis coretan ini atas nama kasih dan sayangku kepada engkau sebagai saudara seibu dan seayah, Adam dan Hawa. Terahir, izinkan aku mengucapakn selamat hari kasih sayang setiap waktu karena Allah. Sebab berkasih sayang antar sesame itu bukan hanya ditanggal 14 Februari melainkan setiap menit, waktu, hari dan selamanya. Ketika engkau tak mampu member makan tebarkanlah salam dan senyum sebagai wujud kasih dan sayangmu…(RpB)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top