KAU ADALAH AIRMATA


Tak terkecuali satu hal, bahwa kau kujumpai seperti batu pasir merah dari Fatehfur Sikri. Memerah harapanku nyaris punah dan luluh disapu sedih. Dan kutemui hatimu dalam keadaan yang bukan mereka.

Kau adalah airmata penghapus dosa dan bukan suatu kesedihan di relung terluka.
Sudah cukup paham kuping ini. Lalu, kututup dari mereka membahasakanmu ragu.
Matamu sehitam malam olehnya kusebut kau Laila. Akibatnya, apapun itu, leleh senyummu umpama air bersih berurai merindu kaki-kaki hilangkan lumpur negeri ini.
Lenyapkan aroma busuk menumpuk sengak menusuk disemua tentangmu.

Aku dan diriku telah menerimanya. Telah terkesiap melawan letih.
(Kau) permohonan maaf sekalipun berkali-kali tersambut hangat.
Usai tanpa keluh bercampur dendam.

Makassar-Bulukumba, 2014
Al-Fian Dippahatang





Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top