Profesionalisme Kader Muhammadiyah


Prof. dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K), M.Med. Ed.


dr. Budu
Sejak dibuka pada tahun 2008 silam, Fakultas Kedokteran (FK) Unismuh Makassar terus mengalami perkembangan. Tahun ini adalah tahun ketujuh keberadaan fakultas favorit kampus milik Persyarikatan ini. Perkembangan ini tentu saja merupakan hasil kerjasama dan kerja keras segenap elemen kampus dan dukungan dari segenap Pimpinan dan Warga Muhammadiyah. Salah satu kunci kesuksesan tersebut, tidak bisa dilepaskan dari tangan lihai seorang profesional yang juga merupakan kader Persyarikatan. Ia adalah  Prof. dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K), M.Med. Ed. Mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unhas ini adalah dekan pertama di Fakultas Kedokteran (FK) Unismuh Makassar periode 2008-2011. Saat ini, pria kelahiran Maros 48 tahun lalu ini menjabat sebagai Wakil Rektor IV Universitas Hasanuddin 2014-2018. Sebelumnya ia merupakan Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Unhas 2010-2014.
Sejak mahasiswa, dr. Budu telah dikenal sebagai seorang yang suka berorganisasi. Ketika menginjakkan kaki di FK Unhas tahun 1985, dia langsung bergabung dengan IMM. Menurutnya, cara perekrutan IMM kala itu begitu ramah dan berkesan. Sebagai mahasiswa yang berasal dari daerah dengan kemampuan ekonomi yang pas-pasan, Budu dibimbing oleh senior IMM dengan penuh kekeluargaan, baik melalui Study Club, bimbingan agama, maupun mendapat pinjaman buku. Baginya itu adalah suatu hal yang tidak pernah bisa dilupakan. “Karakter yang tertanam dalam diri saya, terbangun karena tempaan proses dan kaderisasi di IMM,” tegasnya.
Dokter spesialis mata ini mengikuti proses kaderisasi berjenjang di IMM hingga menjadi Instruktur. Ia menjadi peserta Darul Arqam Dasar (DAD) tahun 1985, lalu mengikuti Darul Arqam Madya (DAM) dan Latihan Instruktur (LI). Ia pernah memimpin Komisariat IMM FK Unhas pada periode 1986-1987. Banyak terobosan yang dilakukannya selama menjadi ketua komisariat, IMM di eranya, tahun 1986-1993 menjadi organ mahasiswa yang sangat diminati. “Karena IMM, pada waktu itu mahasiswa perempuan di Unhas dari malu karena berjilbab, menjadi malu karena tidak berjilbab,” kenangnya.
Memang Budu senang membangun relasi, memperbanyak teman  dan berorganisasi. Sewaktu kuliah di Jepang, Ia menjadi inisiator berdirinya organisasi mahasiswa Islam Jepang Hokuriku Scientific Forum (HSF), Prefectures Kanazawa-Toyama-Fukui, Japan, 1999-2001 dan dia sendiri sebagi ketua pertama. Sampai sekarang pun ia tetap berkiprah di berbagai organisasi. Tercatat sebagai Ketua Dewan Keluarga Masjid Bukit Baruga Antang Makassar (Tahun 2004-2008), Ketua Ikatan Alumni SMA Negeri 7 Makassar (tahun 1987-2011), Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Sulawesi-Selatan (Tahun 2010-sekarang), Anggota Perhimpunan Pemerhati Pendidikan Kedokteran Indonesia (PERPIPKI) sejak tahun 2011 sampai sekarang.
Ia sempat mengajar selama tiga tahun di SMA Muhammadiyah yang terletak di jalan Muhammadiyah. Perjalanan karier profesionalnya diawali setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran di Universitas Hasanuddin, ia lalu diangkat menjadi dosen tetap di Fakul­tas kedokteran Unhas pada tahun 1995. Sejak diangkat menjadi dosen, ia pernah tercatat sebagai Koordinator Pendidikan (KPM), Bag. I.K Mata Fak.  Kedokteran Unhas, 2002-2005. Kepala Lab.Bioteknologi Kedokteran, Pusat PKP, Univ. Hasanuddin, 2004-2008, Sekertaris Program Studi Biomedik, Pascasarjana S2, Univ. Hasanuddin, 2004-2007, Sekertaris Medical Education Unit (MEU), Fak. KedokteranUnhas, 2004- 2005., Ketua Medical Education Unit (MEU), Fak. KedokteranUnhas 2006-2010, Kepala Bagian Pendidikan Kedokteran (BPK), Fak. Kedokteran Unhas, 2008-2010, Dekan FK Unismuh Makassar 2008-2011 (Penugasan), Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Unhas 2010-2014. Wakil Rektor IV Universitas Hasanuddin 2014-2018.
Berkat profesionalismenya, bapak tiga orang anak ini telah menerima banyak penghargaan. Pernah meraih The best papers of the 7th Alumni Award, Ophthalmology Alumni, Toyama Medical and Pharmaceutical University, Toyama, Japan pada 2 December 2001, Pemenang Proposal Riset Unggulan Terpadu (RUT) X, Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Menristek), tahun 2003-2004,  The 2nd best paper of ophthalmologist contest, Indonesia Ophthalmology Association, tahun 2008,  PiagamTandaKehormatan dari Presiden RI, Satya Lecana Karya Satpa 10 tahun pengabdian, Kepres RI no. 35/TK/2010, Tanggal 10 Agustus 2010, serta Penerimaan Jabatan Guru Besar, IlmuKesehatan Mata, dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Hasanuddin, 19 Desember 2013.
Sebagai kader Muhammadiyah, dr. Budu punya harapan terhadap organisasi yang pernah turut menempanya. “Sekarang adalah era global. Muhammadiyah adalah organisasi besar, oleh karena itu untuk tetap besar, Muhammadiyah ke depan sudah harus mengarungi dunia global, terbuka, mengikuti arus perkembangan dengan tetap mempertahankan prinsip nilai Muhammadiyah itu kapan dan dimanapun berada,” harapnya. (Kasri/Hadi)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top